Pengasuh Kesatrian SATRIA (Santri Taruna Islam Al-Khairiyah)
DASAR PEMIKIRAN GERAKAN AL-KHAIRIYAH
Oleh: Ustadz Alwiyan Qosyid Syam'un
[ _Cucu Brigjend K.H. Syam'un_]
Al-Khairiyah yang didirikan oleh Brigjend KH.
Syam’un pada tanggal 5 Mei 1925 adalah organisasi yang bergerak di bidang
dakwah, pendidikan dan sosial. Brigjend. KH. Syam’un seorang pahlawan nasional
merupakan seorang figure ulama, militer dan politisi yang cukup berpengaruh
hingga hari ini di masyarakat Banten umumnya dan Warga Al-khairiyah khususnya
yang tersebar di berbagai propinsi di Indonesia. Kemudian dengan mengucapkan
puji syukur kepada Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah
Republik Indonesia melalui Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. H. Joko Widodo
yang telah memberikan anugerah gelar Pahlawan Nasional.
Gelar pahlawan nasional kepada Brigjen. KH
Syam'un bagi warga Al-Khairiyah, baik secara individu maupun organisasi adalah
sebuah pesan yang memiliki konsekuensi secara moril, intelektual maupun
spiritual untuk meningkatkan spirit atau jiwa kepahlawanan dalam dalam rangka
partisipasi membangun bangsa dan Negara.
Atas penganugerahan gelar pahlawan nasional
tersebut, selain mengenal personifikasi kepahlawan, juga yang terpenting adalah
mengenal spirit kepahlawanan dan ideologi heroisme yang harus di tanamkan dan
diamalkan oleh semua warga Al-Khairiyah sebagai potensi berkarakter untuk
membangun kebudayaan luhur Bangsa Indonesia.
Kita harus pahami bahwa sejarah merupakan buah
karya penafsiran orang jaman selanjutnya terhadap suatu peristiwa di masa lalu
dengan bukti-bukti berupa data, dokumen, saksi sehingga cerita sejarah tersebut
memiliki akurasi tinggi dan bersih dari mitos.
Begitupun dengan sejarah kepahlawanan
Brigjend. KH. Syam'un, hal itu merupakan buah penafsiran berdasarkan data,
fakta, dokumen, bukti bukti yang kemudian disusun menjadi naskah akademik yang
di legitimasi oleh surat keputusan Presiden Republik Indonesia tentang gelar
pahlawan nasional kepada Brigjend. KH. Syam’un, yang dari sejarah tersebut
banyak hikmah yang bisa diambil diantaranya nilai nilai yang terkandung
didalamnya.
Diantara historikal amaliyah Brigjen KH
syam'un yang bisa kita rangkum sebagai misi perjuangannya adalah sbb :
1. Misi Dakwah dan Mencerdaskan Ummat melalui
pendidikan dengan bukti didirikannya Nahdlotusy Syubanul Muslimin, Al khairiyah
pada tahun 1925 serta HIS ( Hollandsch Inlandsch Shool ) pada tahun1930.
Kami berpendapat, beliau meyakini bahwa
melalui pendidikan maka ummat dapat dibangun kesadaran intelektual, kesadaran
religius dan kesadaran ideologinya dalam rangka membangun masa depannya.
2. Misi membangun Keberdayaan Ekonomi Ummat
melalui pendirian koperasi yg kemudian diberi nama Coeperatie Boemi Poetera
pada tahun 1927 sebagai bentuk keberfihakan KH. Syam'un terhadap pribumi dan
upaya mengimbangi ( baca : perlawanan ) kebijakan politik apartheid yang
berdampak pada dominasi dan monopoli ekonomi non pribumi kepada pribumi sbg
akibat atau konsekuensi stratifikasi sosial era kolonial yang menempatkan kelas
sosial berdasarkan ras, dengan urutan kelas pertama bangsa Belanda dan Eropa,
kelas kedua bangsa China, Jepang, kelas ketiga bangsa Arab dan kelas ke empat
adalah pribumi. Hal tersebut diatur secara hukum oleh Pasal 162 juncto Pasal
131 Indische Staatregeling (IS) yang berlaku sejak 1926.
Kami berpendapat bahwa dengan membangun
keberdayaan rakyat dibidang ekonomi maka kemakmuran dan kemandirian ekonomi
rakyat dapat di wujudkan.
3. Cinta Tanah Air dengan dibuktikan sebagai
panglima militer di Banten dan Bogor serta kepala Pemerintahan Daerah sebagai
Bupati pertama Kabupaten Serang era Republik, Panglima Daerah Pertahanan I yang
aktif melakukan upaya mempertahankan NKRI, Pancasila dan UUD 45 hingga wafatnya
dalam keadaan bergerilya.
Di tengah potensi serta peluang yang ada, pada
saat itu, di tengah daerah lain menjadi negara Federal Indonesia Serikat,
Brigjen KH. Syam'un seorang ulama besar yg cukup berpengaruh, seorang Panglima
Militer yg disegani dan seorang Bupati, namun tidak memproklamasikan atau
upaya-upaya terbentuknya Negara Republik Banten atau Negara Khilafah atau
Negara Islam Banten misalnya, namun justru mendorikan dan memperkuat NKRI dan
TNI yg berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di Banten.
Dari sejarah misi perjuangan Brigjend KH.
Syam’un, kami dapat menarik kesimpulan berupa nilai nilai, diantara nilai nilai
yang harus menjadi pantangan dan nilai nilai tradisi bagi warga Al khairiyah.
I. Nilai nilai yg menjadi pantangan :
1. Jangan sekali-kali membodohi orang lain
jika tidak bisa mencerdaskannya.
2. Jangan sekali-kali memiskinkan orang lain
jika tidak bisa membangun keberdayaan ekonominya.
3. Jangan sekali-kali merusak agama, bangsa
dan negara jika tidak bisa mencintainya.
II. Nilai nilai tradisi :
1. Tarekat Ngajar
2. Kaum Moderat
Dengan dasar pemikiran diatas dan Dalam rangka
melaksanakan misi Brigjend. KH. Syam’un, Al-khairiyah sebagai organisasi perlu
melakukan upaya-upaya strategis dan taktis sehingga nilai-nilai yang terkandung
dalam misi tersebut membumi di bumi Indonesia.
Allahua'lam bish-showaab.
(*/AQS)
No comments:
Post a Comment