KURIKULUM DAN
METODE PEMBELAJARAN
KHOIRIYAH LI
KITABILLAH
(KLK)
Kesatrian Santri Taruna Islam Al-Khairiyah Citangkil
I.
Muqoddimah
Khoiriyyah
Li Kitabillah (KLK) merupakan sistem pembelajaran al-quran yang
memuat kurikulum dan metode serta perangkat pembelajaran dalam upaya membekali wawasan
dan menuntun pendalaman terhadap kemampuan membaca dan menulis al-quran serta
menghafal dan memahami kandungannya dengan merujuk kepada tuntunan hadits Nabi
SAW sebagaimana tertera dalam kitab Shahih Al-Bukhari, Ia meriwayatkan sebuah
hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad
bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu
Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ
وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik
kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
Dari kata Khoiru-kum tersebut pula sistem pembelajaran
al-quran ini dinamai selain juga merujuk kepada tempat penerapan kegiatannya
yakni Al-khairiyah sebagai lembaga pendidikan yang amat memperhatikan
pengembangan tahfid dan wawasan ilmu al-quran melalui Divisi dan unit terkait
di dalamnya.
II.
Kurikulum KLK
Khoiriyyah
Li Kitabillah menerapkan kegiatan pembelajaran al-quran melalui tiga tingkatan
yaitu kelas Tamhid, Tahsin dan Tahfidhz. Masing-masing kelas merupakan jenjang
pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran khusus dan sistematis dimulai
dari tahap pembekalan terhadap pengenalan huruf dan cara bacanya berdasarkan
makhroj serta sifat-sifatnya, bimbingan adab terhadap al-quran, pendalaman ilmu
tajwid dan penerapannya, serta penguasaan teknik nada dan irama membaca
al-quran sebagai kitab Allah yang mulia dan pada tingkat akhir kurikulum
Khoiriyyah Li Kitabillah diterapkan pula program hafalan dan kajian tafsir
al-quran.
Ketentuan
naik tingkatan pada setiap jenjang tidak dibatasi oleh waktu tertentu akan
tetapi mengacu pada tingkat perkembangan kemampuan yang dicapai oleh
masing-masing Santri pada tiap-tiap program pembelajaran yang diterapkan dan
mengacu pada kurikulum Khoiriyyah Li Kitabillah sebagai berikut;
NO
|
JENJANG
|
KEGIATAN
BELAJAR
|
TARGET
PEMBELAJARAN
|
Tamhidi
|
Santri diajarkan:
· Pengenalan huruf hijaiyah melalui buku ajar yang sistematis
· Pembekalan adab-adab terhadap al-quran
|
Santri mampu:
· Mengenali penulisan dan pelafalan
huruf-huruf hijaiyah serta memahami perbedaan masing-masing huruf berdasarkan
ketentuan penulisan (imla) dan makhroj serta sifat-sifatnya tanpa penekanan
pada teori-teori.
· Menerapkan adab-adab sebelum dan setelah membaca al-quran
|
|
Tahsini
|
Santri diajarkan:
· Talaqqi Tahsin Tilawah: Perbaikan
bacaan al-quran menurut makhroj serta sifat-sifat huruf dan ilmu tajwidnya
· Musyafahah Naghmiyah: Pengenalan
nada dan irama bacaan al-quran menurut model langgam murottal serta
pengenalan tempo bacaan Tahqiq, Tartil,Tadwir dan Hadr.
|
Santri Mampu:
· Mempraktekkan pelafalan huruf-huruf hijaiyah dengan makhroj dan
sifat-sifat secara baik dan benar
· Menerapkan teori-teori ilmu tajwid secara tepat
· Mengenali beberapa karakter nada dan irama bacaan al-quran menurut
kategori bacaan murottal
· Mengenali tingkatan tempo bacaan al-quran secara Tahqiq,
Tartil,Tadwir dan Hadr
|
|
Tahfidhzi
|
Santri dibimbing:
·
Talaqqi
Suwari: menghafal dan menyetorkan hafalan surat-surat dari juz amma dan
surat-surat pilihan
·
Takror
Suwari: mengulang hafalan surat-surat dari juz amma dan surat-surat
pilihan
·
Talaqqi
Arba’i: menghafal dan menyetorkan hafalan tiap rub’ul ahzab ( seperempat
hizb mushaf al-quran)
·
Takror
Ahzabi: Mengulang hafalan tiap satu hizb mushaf al-quran melalui praktek
menjadi imam sholat
·
Takror
Ajzai: mengulang hafalan tiap satu juz melalui ‘idza’ah quraniyah (
siaran on air al-quran )
·
Sima’ah
‘Asyariyyah: simaan publik tiap pencapaian hafalan sepuluh juz.
·
Haflatussima’ah:
sima’an publik tiap pencapaian hafalan 30 juz.
|
Santri mampu:
·
menghafal dan
menyetorkan hafalan surat-surat dari juz amma dan surat-surat pilihan
·
mengulang
hafalan surat-surat dari juz amma dan surat-surat pilihan
·
menghafal dan
menyetorkan hafalan tiap rub’ul ahzab ( seperempat hizb mushaf al-quran)
·
mengulang
hafalan tiap satu hizb mushaf al-quran melalui praktek menjadi imam sholat
·
mengulang
hafalan tiap satu juz melalui ‘idza’ah quraniyah ( siaran on air
al-quran )
·
simaan publik
tiap pencapaian hafalan sepuluh juz.
·
sima’an
publik tiap pencapaian hafalan 30 juz.
|
III.
Metode Pembelajaran KLK
A.
Kelas Tamhidi
Pada jenjang Tamhidi metode pembelajaran berada pada
ruang lingkup pengenalan huruf hijaiyah melalui buku ajar yang sistematis
dengan target pembelajaran mengenali penulisan dan pelafalan huruf-huruf
hijaiyah serta memahami perbedaan masing-masing huruf berdasarkan ketentuan
penulisan (imla) dan makhroj serta sifat-sifatnya tanpa penekanan pada
teori-teori.
Dalam upaya pengenalan huruf sebagaimana dimaksud dan
dengan merujuk pada metode pembelajaran KLK, Santri dibimbing dan diarahkan
untuk:
1.
Mengenali bunyi huruf-huruf menurut tempat
keluarnya suara (makhroj) dengan menjadikannya berharokat sukun dan didahului
huruf syafawi: Ba (ب)
dan Mim (م) dengan
pola harokat i – a – u : kasroh, fathah dan dlomah. Contoh: بِئْ – بَأْ – بُؤْ .... مِئْ – مَأْ – مُؤْ . Pengenalan
makhroj diajarkan dan dicontohkan pelafalannya oleh pengajar kemudian diikuti
oleh santri-santri secara bersama-sama dan diuji satu persatu.
2. Melafalkan huruf-huruf hijaiyah secara
bertahap dan mengacu pada pengelompokan huruf-huruf yang tersusun di dalam buku
ajar disertai harokat. Pelafalan dimulai oleh pengajar dengan baik dan benar
pada kelompok huruf yang tertulis sebagai materi inti dan fokus pembelajaran kemudian
diikuti oleh santri yang diajar satu persatu (musyafahah).
3. Setelah Santri menguasai pelafalan huruf yang
menjadi materi inti, ia mulai diarahkan untuk membaca dan melafalkan sendiri
contoh-contoh huruf yang tersedia dalam buku ajar serta dibimbing langsung kepada
pelafalan yang benar jika terjadi kesalahan pelafalan huruf dari segi makhroj
dan sifatnya namun cukup ditegur bila kesalahan terjadi hanya pada pelafalan
harokatnya.
4. Setelah Santri menguasai pelafalan huruf dan
contoh-contohnya, ia mulai diarahkan mengenali perbedaan tulisan masing-masing
huruf yang menjadi materi inti serta dibimbing cara menuliskannya pada lembar
buku tugas.
5. Santri baru dinaikkan ke tingkat (lembaran
buku ajar) berikutnya apabila telah betul-betul menguasai lembar yang diajarkan
dari segi pelafalan dan penulisannya.
6. Perkembangan pembelajaran Santri dicatat oleh
pengajar pada buku kontroling yang dimiliki masing-masing santri.
7.
Bagi Santri yang telah tamat mengikuti
pembelajaran di kelas Tamhidi berhak mendapatkan sertifikat dan rekomendasi
untuk melanjutkan di kelas tahsini.
Selain pengenalan cara baca dan menulis
huruf-huruf hijaiyah, pada jenjang Tamhidi ini Santri juga dibekali wawasan dan
praktek adab-adab terhadap al-quran sebagai mana tertulis dalam buku pedoman
SATRIA ( zaadul khiyar ).
B.
Kelas Tahsini
Pada level Tahsini ini metode pembelajaran merujuk pada
dua pendekatan antara lain;
1.
Talaqqi
Tahsin Tilawah: Perbaikan
bacaan al-quran menurut makhroj serta sifat-sifat huruf dan ilmu tajwidnya. Dalam hal ini metode yang diterapkan adalah:
a. Santri duduk melingkar (halaqoh) kemudian satu
persatu maju menghadap pengajarnya untuk membacakan ayat demi ayat dari al-quran
menurut target dan capaian pembelajaran yang dimulai dari surat al-fatihah
kemudian an-nas hinggga selesai juz amma secara bertahap kemudian berlanjut ke
surat-surat pilihan dan dilanjut keseluruhan al-quran secara bertahap diawali
dari surat al-baqoroh.
b. Pengajar menyimak dan mengoreksi bacaan Santri
tiap satu ayat yang ia baca dengar cara memberi aba-aba atau menjelaskan
kesalahan dan kemestian yang sebenarnya baik dari segi pelafalan hurufnya atau
ketentuan sifat huruf dan hukum-hukum tajwidnya jika diperlukan.
c. Pengajar memcatat perkembangan pencapaian
pembelajaran pada setiap pertemuan di dalam buku kontroling disertai
rekomendasi tentang kenaikan tingkatan ayat demi ayat atau rubu’ demi rubu’.
d. Setiap malam minggu dan malam rabu dilakukan
evaluasi penguasaan teori tajwid dengan cara Santri menjelaskan sendiri
hukum-hukum tajwid dari ayat-ayat yang bacaannya telah disimak oleh pengajar
dan dikoreksi melalui diskusi apabila terjadi kekeliruan.
2.
Musyafahah
Naghmiyah: Pengenalan nada dan irama bacaan
al-quran menurut model langgam murottal serta pengenalan tempo bacaan Tahqiq,
Tartil,Tadwir dan Hadr. Dalam hal ini metode yang diterapkan adalah:
a.
Pengajar memberikan contoh bacaan yang baik
dan benar serta indah menurut model naghom (langgam) murottal tertentu dan
mengacu pada tempo bacaan tertentu (Tahqiq,
Tartil,Tadwir atau Hadr) secara bertahap ayat demi ayat atau
sambungan beberapa ayat jika diperlukan/diharuskan bacaan bersambung (washol)
kemudian diikuti cara bacanya oleh para santri secara bersama-sama dan diuji
satu persatu secara keseluruhan atau sebagian.
b.
Pergantian langgam atau tempo bacaan dilakukan
setelah para santri menguasai langgam dan tempo bacaan tertentu yang telah
diajarkan.
c.
Bagi Santri yang telah tamat mengikuti pembelajaran
di kelas Tahsini dalam dua pendekatan pembelajaran: Talaqqi Tahsin Tilawah dan Musyafahah
Naghmiyah tersebut berhak mendapatkan sertifikat dan rekomendasi untuk melanjutkan
ke kelas tahfidzi.
C.
Kelas Tahfidzi
(akan
disempurnakan)
IV.
Waktu dan Tempat Belajar
A.
Kelas Tamhidi
Waktu belajar kelas Tahmidi dilaksanakan ba’da maghrib pada setiap hari kecuali hari
senin dan kamis, bertempat di latar Masjid bagian Selatan untuk santri putera
dan latar Masjid bagian Timur untuk santri puteri serta ba’da subuh pada hari selasa dan rabu
dengan pembimbingnya masing-masing bertempat di Anjungan Kesatrian.
B.
Kelas Tahsini
Kegiatan belajar pada kelas ini ada dua yaitu; Talaqqi Tahsin
Tilawah dan Musyafahah Naghmiyah. Waktu belajar Talaqqi Tahsin Tilawah dilaksanakan
ba’da maghrib pada setiap hari kecuali hari senin dan kamis dengan
pembimbingnya masing-masing dan Musyafahah Naghmiyah dilaksanakan ba’da subuh
pada hari selasa dan rabu, bertempat di latar Masjid bagian Selatan untuk
santri putera dan latar Masjid bagian Timur untuk santri puteri dengan pengajar
yang telah dirokemandasikan oleh Kepala Staff dan Pengasuh Kesatrian.
C.
Kelas Tahfidzi
Pada Kelas ini ada
beberapa ragam kegiatan belajar yaitu ; Talaqqi Suwari, Takror Suwari, Talaqqi
Arba’i, Takror Ahzabi, Takror Ajzai, Sima’ah ‘Asyariyyah dan Haflatussima’ah.
Untuk Talaqqi Suwari, Takror Suwari dan Talaqqi Arba’i dilaksankan tiga kali dalam
seminggu yaitu pada senin, rabu dan jum’at ba’da Ashar bertempat di latar
Masjid bagian Timur dan waktu Takror
Ajzai dilaksanakan setiap hari ketika
Sholat Isya, sedangkan untuk Sima’ah ‘Asyariyyah dan Haflatussima’ah
dilaksanakan secara temporal.
V.
Penutup
Hal-hal
yang belum lengkap atau terdapat kekeliruan akan dilakukan penelitian dan
kajian lanjutan demi terwujudnya pedoman pembelajaran yang menghendaki
kelayakan dan untuk hal ini kritik serta sumbang pemikiran senantiasa menjadi
persoalan penting yang dibutuhkan untuk mendekati kesempurnaan.
No comments:
Post a Comment