Saturday, February 9, 2019

Kurikulum dan Metode Pembelajaran Khoiriyah Li Kitabillah


KURIKULUM DAN METODE PEMBELAJARAN
KHOIRIYAH LI KITABILLAH
(KLK)
Kesatrian Santri Taruna Islam Al-Khairiyah Citangkil


I.               Muqoddimah



Khoiriyyah Li Kitabillah (KLK) merupakan sistem pembelajaran al-quran yang memuat kurikulum dan metode serta perangkat pembelajaran dalam upaya membekali wawasan dan menuntun pendalaman terhadap kemampuan membaca dan menulis al-quran serta menghafal dan memahami kandungannya dengan merujuk kepada tuntunan hadits Nabi SAW sebagaimana tertera dalam kitab Shahih Al-Bukhari, Ia meriwayatkan sebuah hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
Dari kata Khoiru-kum tersebut pula sistem pembelajaran al-quran ini dinamai selain juga merujuk kepada tempat penerapan kegiatannya yakni Al-khairiyah sebagai lembaga pendidikan yang amat memperhatikan pengembangan tahfid dan wawasan ilmu al-quran melalui Divisi dan unit terkait di dalamnya.

II.               Kurikulum KLK


Khoiriyyah Li Kitabillah menerapkan kegiatan pembelajaran al-quran melalui tiga tingkatan yaitu kelas Tamhid, Tahsin dan Tahfidhz. Masing-masing kelas merupakan jenjang pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran khusus dan sistematis dimulai dari tahap pembekalan terhadap pengenalan huruf dan cara bacanya berdasarkan makhroj serta sifat-sifatnya, bimbingan adab terhadap al-quran, pendalaman ilmu tajwid dan penerapannya, serta penguasaan teknik nada dan irama membaca al-quran sebagai kitab Allah yang mulia dan pada tingkat akhir kurikulum Khoiriyyah Li Kitabillah diterapkan pula program hafalan dan kajian tafsir al-quran.
Ketentuan naik tingkatan pada setiap jenjang tidak dibatasi oleh waktu tertentu akan tetapi mengacu pada tingkat perkembangan kemampuan yang dicapai oleh masing-masing Santri pada tiap-tiap program pembelajaran yang diterapkan dan mengacu pada kurikulum Khoiriyyah Li Kitabillah sebagai berikut;



NO
JENJANG
KEGIATAN BELAJAR
TARGET PEMBELAJARAN

Tamhidi
Santri diajarkan:

·   Pengenalan huruf hijaiyah melalui buku ajar yang sistematis





·   Pembekalan adab-adab terhadap al-quran
Santri mampu:

·       Mengenali penulisan dan pelafalan huruf-huruf hijaiyah serta memahami perbedaan masing-masing huruf berdasarkan ketentuan penulisan (imla) dan makhroj serta sifat-sifatnya tanpa penekanan pada teori-teori.

·      Menerapkan adab-adab sebelum dan setelah membaca al-quran


Tahsini
Santri diajarkan:

·   Talaqqi Tahsin Tilawah: Perbaikan bacaan al-quran menurut makhroj serta sifat-sifat huruf dan ilmu tajwidnya


·   Musyafahah Naghmiyah: Pengenalan nada dan irama bacaan al-quran menurut model langgam murottal serta pengenalan tempo bacaan Tahqiq, Tartil,Tadwir dan Hadr.

Santri Mampu:

·      Mempraktekkan pelafalan huruf-huruf hijaiyah dengan makhroj dan sifat-sifat secara baik dan benar

·      Menerapkan teori-teori ilmu tajwid secara tepat

·      Mengenali beberapa karakter nada dan irama bacaan al-quran menurut kategori bacaan murottal

·      Mengenali tingkatan tempo bacaan al-quran secara Tahqiq, Tartil,Tadwir dan Hadr



Tahfidhzi
Santri dibimbing:

·   Talaqqi Suwari: menghafal dan menyetorkan hafalan surat-surat dari juz amma dan surat-surat pilihan

·   Takror Suwari: mengulang hafalan surat-surat dari juz amma dan surat-surat pilihan

·   Talaqqi Arba’i: menghafal dan menyetorkan hafalan tiap rub’ul ahzab ( seperempat hizb mushaf al-quran)

·   Takror Ahzabi: Mengulang hafalan tiap satu hizb mushaf al-quran melalui praktek menjadi imam sholat

·   Takror Ajzai: mengulang hafalan tiap satu juz melalui ‘idza’ah quraniyah ( siaran on air al-quran )

·   Sima’ah ‘Asyariyyah: simaan publik tiap pencapaian hafalan sepuluh juz.

·   Haflatussima’ah: sima’an publik tiap pencapaian hafalan 30 juz.
Santri mampu:

·   menghafal dan menyetorkan hafalan surat-surat dari juz amma dan surat-surat pilihan



·   mengulang hafalan surat-surat dari juz amma dan surat-surat pilihan



·   menghafal dan menyetorkan hafalan tiap rub’ul ahzab ( seperempat hizb mushaf al-quran)



·   mengulang hafalan tiap satu hizb mushaf al-quran melalui praktek menjadi imam sholat



·   mengulang hafalan tiap satu juz melalui ‘idza’ah quraniyah ( siaran on air al-quran )



·   simaan publik tiap pencapaian hafalan sepuluh juz.



·   sima’an publik tiap pencapaian hafalan 30 juz.


III.               Metode Pembelajaran KLK
A.    Kelas Tamhidi

Pada jenjang Tamhidi metode pembelajaran berada pada ruang lingkup pengenalan huruf hijaiyah melalui buku ajar yang sistematis dengan target pembelajaran mengenali penulisan dan pelafalan huruf-huruf hijaiyah serta memahami perbedaan masing-masing huruf berdasarkan ketentuan penulisan (imla) dan makhroj serta sifat-sifatnya tanpa penekanan pada teori-teori.
Dalam upaya pengenalan huruf sebagaimana dimaksud dan dengan merujuk pada metode pembelajaran KLK, Santri dibimbing dan diarahkan untuk:

1.        Mengenali bunyi huruf-huruf menurut tempat keluarnya suara (makhroj) dengan menjadikannya berharokat sukun dan didahului huruf syafawi: Ba (ب) dan Mim (م) dengan pola harokat i – a – u : kasroh, fathah dan dlomah. Contoh: بِئْ – بَأْ – بُؤْ .... مِئْ – مَأْ – مُؤْ . Pengenalan makhroj diajarkan dan dicontohkan pelafalannya oleh pengajar kemudian diikuti oleh santri-santri secara bersama-sama dan diuji satu persatu.
2. Melafalkan huruf-huruf hijaiyah secara bertahap dan mengacu pada pengelompokan huruf-huruf yang tersusun di dalam buku ajar disertai harokat. Pelafalan dimulai oleh pengajar dengan baik dan benar pada kelompok huruf yang tertulis sebagai materi inti dan fokus pembelajaran kemudian diikuti oleh santri yang diajar satu persatu (musyafahah).
3.    Setelah Santri menguasai pelafalan huruf yang menjadi materi inti, ia mulai diarahkan untuk membaca dan melafalkan sendiri contoh-contoh huruf yang tersedia dalam buku ajar serta dibimbing langsung kepada pelafalan yang benar jika terjadi kesalahan pelafalan huruf dari segi makhroj dan sifatnya namun cukup ditegur bila kesalahan terjadi hanya pada pelafalan harokatnya.
4.   Setelah Santri menguasai pelafalan huruf dan contoh-contohnya, ia mulai diarahkan mengenali perbedaan tulisan masing-masing huruf yang menjadi materi inti serta dibimbing cara menuliskannya pada lembar buku tugas.
5.      Santri baru dinaikkan ke tingkat (lembaran buku ajar) berikutnya apabila telah betul-betul menguasai lembar yang diajarkan dari segi pelafalan dan penulisannya.
6.     Perkembangan pembelajaran Santri dicatat oleh pengajar pada buku kontroling yang dimiliki masing-masing santri.
7.        Bagi Santri yang telah tamat mengikuti pembelajaran di kelas Tamhidi berhak mendapatkan sertifikat dan rekomendasi untuk melanjutkan di kelas tahsini.



Selain pengenalan cara baca dan menulis huruf-huruf hijaiyah, pada jenjang Tamhidi ini Santri juga dibekali wawasan dan praktek adab-adab terhadap al-quran sebagai mana tertulis dalam buku pedoman SATRIA ( zaadul khiyar ).



B.     Kelas Tahsini
Pada level Tahsini ini metode pembelajaran merujuk pada dua pendekatan antara lain;
1.        Talaqqi Tahsin Tilawah: Perbaikan bacaan al-quran menurut makhroj serta sifat-sifat huruf dan ilmu tajwidnya. Dalam hal ini metode yang diterapkan adalah:


a.   Santri duduk melingkar (halaqoh) kemudian satu persatu maju menghadap pengajarnya untuk membacakan ayat demi ayat dari al-quran menurut target dan capaian pembelajaran yang dimulai dari surat al-fatihah kemudian an-nas hinggga selesai juz amma secara bertahap kemudian berlanjut ke surat-surat pilihan dan dilanjut keseluruhan al-quran secara bertahap diawali dari surat al-baqoroh.

b.     Pengajar menyimak dan mengoreksi bacaan Santri tiap satu ayat yang ia baca dengar cara memberi aba-aba atau menjelaskan kesalahan dan kemestian yang sebenarnya baik dari segi pelafalan hurufnya atau ketentuan sifat huruf dan hukum-hukum tajwidnya jika diperlukan.

c.    Pengajar memcatat perkembangan pencapaian pembelajaran pada setiap pertemuan di dalam buku kontroling disertai rekomendasi tentang kenaikan tingkatan ayat demi ayat atau rubu’ demi rubu’.
d.    Setiap malam minggu dan malam rabu dilakukan evaluasi penguasaan teori tajwid dengan cara Santri menjelaskan sendiri hukum-hukum tajwid dari ayat-ayat yang bacaannya telah disimak oleh pengajar dan dikoreksi melalui diskusi apabila terjadi kekeliruan.

2.        Musyafahah Naghmiyah: Pengenalan nada dan irama bacaan al-quran menurut model langgam murottal serta pengenalan tempo bacaan Tahqiq, Tartil,Tadwir dan Hadr. Dalam hal ini metode yang diterapkan adalah:
a.       Pengajar memberikan contoh bacaan yang baik dan benar serta indah menurut model naghom (langgam) murottal tertentu dan mengacu pada tempo bacaan tertentu (Tahqiq, Tartil,Tadwir atau Hadr) secara bertahap ayat demi ayat atau sambungan beberapa ayat jika diperlukan/diharuskan bacaan bersambung (washol) kemudian diikuti cara bacanya oleh para santri secara bersama-sama dan diuji satu persatu secara keseluruhan atau sebagian.
b.      Pergantian langgam atau tempo bacaan dilakukan setelah para santri menguasai langgam dan tempo bacaan tertentu yang telah diajarkan.
c.       Bagi Santri yang telah tamat mengikuti pembelajaran di kelas Tahsini dalam dua pendekatan pembelajaran: Talaqqi Tahsin Tilawah dan Musyafahah Naghmiyah tersebut berhak mendapatkan sertifikat dan rekomendasi untuk melanjutkan ke kelas tahfidzi.

C.    Kelas Tahfidzi

(akan disempurnakan)



IV.               Waktu dan Tempat Belajar
A.       Kelas Tamhidi


Waktu belajar kelas Tahmidi dilaksanakan  ba’da maghrib pada setiap hari kecuali hari senin dan kamis, bertempat di latar Masjid bagian Selatan untuk santri putera dan latar Masjid bagian Timur untuk santri puteri  serta ba’da subuh pada hari selasa dan rabu dengan pembimbingnya masing-masing bertempat di Anjungan Kesatrian.


B.        Kelas Tahsini


Kegiatan belajar pada kelas ini ada dua yaitu; Talaqqi Tahsin Tilawah dan Musyafahah Naghmiyah. Waktu belajar Talaqqi Tahsin Tilawah  dilaksanakan  ba’da maghrib pada setiap hari kecuali hari senin dan kamis dengan pembimbingnya masing-masing dan Musyafahah Naghmiyah dilaksanakan ba’da subuh pada hari selasa dan rabu, bertempat di latar Masjid bagian Selatan untuk santri putera dan latar Masjid bagian Timur untuk santri puteri dengan pengajar yang telah dirokemandasikan oleh Kepala Staff dan Pengasuh Kesatrian.


C.       Kelas Tahfidzi

Pada Kelas ini ada beberapa ragam kegiatan belajar yaitu ; Talaqqi Suwari, Takror Suwari, Talaqqi Arba’i, Takror Ahzabi, Takror Ajzai, Sima’ah ‘Asyariyyah dan Haflatussima’ah. Untuk Talaqqi Suwari, Takror Suwari dan Talaqqi Arba’i dilaksankan tiga kali dalam seminggu yaitu pada senin, rabu dan jum’at ba’da Ashar bertempat di latar Masjid bagian Timur  dan waktu Takror Ajzai dilaksanakan setiap hari  ketika Sholat Isya, sedangkan untuk Sima’ah ‘Asyariyyah dan Haflatussima’ah dilaksanakan secara temporal.   

V.               Penutup


Hal-hal yang belum lengkap atau terdapat kekeliruan akan dilakukan penelitian dan kajian lanjutan demi terwujudnya pedoman pembelajaran yang menghendaki kelayakan dan untuk hal ini kritik serta sumbang pemikiran senantiasa menjadi persoalan penting yang dibutuhkan untuk mendekati kesempurnaan.


No comments:

Post a Comment