Friday, February 22, 2019

DASAR PEMIKIRAN GERAKAN AL-KHAIRIYAH

Pengasuh Kesatrian SATRIA (Santri Taruna Islam Al-Khairiyah)
 
DASAR PEMIKIRAN GERAKAN AL-KHAIRIYAH

Oleh: Ustadz Alwiyan Qosyid Syam'un
[ _Cucu Brigjend K.H. Syam'un_]

Al-Khairiyah yang didirikan oleh Brigjend KH. Syam’un pada tanggal 5 Mei 1925 adalah organisasi yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan dan sosial. Brigjend. KH. Syam’un seorang pahlawan nasional merupakan seorang figure ulama, militer dan politisi yang cukup berpengaruh hingga hari ini di masyarakat Banten umumnya dan Warga Al-khairiyah khususnya yang tersebar di berbagai propinsi di Indonesia. Kemudian dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. H. Joko Widodo yang telah memberikan anugerah gelar Pahlawan Nasional.

Gelar pahlawan nasional kepada Brigjen. KH Syam'un bagi warga Al-Khairiyah, baik secara individu maupun organisasi adalah sebuah pesan yang memiliki konsekuensi secara moril, intelektual maupun spiritual untuk meningkatkan spirit atau jiwa kepahlawanan dalam dalam rangka partisipasi membangun bangsa dan Negara.

Atas penganugerahan gelar pahlawan nasional tersebut, selain mengenal personifikasi kepahlawan, juga yang terpenting adalah mengenal spirit kepahlawanan dan ideologi heroisme yang harus di tanamkan dan diamalkan oleh semua warga Al-Khairiyah sebagai potensi berkarakter untuk membangun kebudayaan luhur Bangsa Indonesia.

Kita harus pahami bahwa sejarah merupakan buah karya penafsiran orang jaman selanjutnya terhadap suatu peristiwa di masa lalu dengan bukti-bukti berupa data, dokumen, saksi sehingga cerita sejarah tersebut memiliki akurasi tinggi dan bersih dari mitos.

Begitupun dengan sejarah kepahlawanan Brigjend. KH. Syam'un, hal itu merupakan buah penafsiran berdasarkan data, fakta, dokumen, bukti bukti yang kemudian disusun menjadi naskah akademik yang di legitimasi oleh surat keputusan Presiden Republik Indonesia tentang gelar pahlawan nasional kepada Brigjend. KH. Syam’un, yang dari sejarah tersebut banyak hikmah yang bisa diambil diantaranya nilai nilai yang terkandung didalamnya.
Diantara historikal amaliyah Brigjen KH syam'un yang bisa kita rangkum sebagai misi perjuangannya adalah sbb :

1. Misi Dakwah dan Mencerdaskan Ummat melalui pendidikan dengan bukti didirikannya Nahdlotusy Syubanul Muslimin, Al khairiyah pada tahun 1925 serta HIS ( Hollandsch Inlandsch Shool ) pada tahun1930.

Kami berpendapat, beliau meyakini bahwa melalui pendidikan maka ummat dapat dibangun kesadaran intelektual, kesadaran religius dan kesadaran ideologinya dalam rangka membangun masa depannya.

2. Misi membangun Keberdayaan Ekonomi Ummat melalui pendirian koperasi yg kemudian diberi nama Coeperatie Boemi Poetera pada tahun 1927 sebagai bentuk keberfihakan KH. Syam'un terhadap pribumi dan upaya mengimbangi ( baca : perlawanan ) kebijakan politik apartheid yang berdampak pada dominasi dan monopoli ekonomi non pribumi kepada pribumi sbg akibat atau konsekuensi stratifikasi sosial era kolonial yang menempatkan kelas sosial berdasarkan ras, dengan urutan kelas pertama bangsa Belanda dan Eropa, kelas kedua bangsa China, Jepang, kelas ketiga bangsa Arab dan kelas ke empat adalah pribumi. Hal tersebut diatur secara hukum oleh Pasal 162 juncto Pasal 131 Indische Staatregeling (IS) yang berlaku sejak 1926.

Kami berpendapat bahwa dengan membangun keberdayaan rakyat dibidang ekonomi maka kemakmuran dan kemandirian ekonomi rakyat dapat di wujudkan.

3. Cinta Tanah Air dengan dibuktikan sebagai panglima militer di Banten dan Bogor serta kepala Pemerintahan Daerah sebagai Bupati pertama Kabupaten Serang era Republik, Panglima Daerah Pertahanan I yang aktif melakukan upaya mempertahankan NKRI, Pancasila dan UUD 45 hingga wafatnya dalam keadaan bergerilya.

Di tengah potensi serta peluang yang ada, pada saat itu, di tengah daerah lain menjadi negara Federal Indonesia Serikat, Brigjen KH. Syam'un seorang ulama besar yg cukup berpengaruh, seorang Panglima Militer yg disegani dan seorang Bupati, namun tidak memproklamasikan atau upaya-upaya terbentuknya Negara Republik Banten atau Negara Khilafah atau Negara Islam Banten misalnya, namun justru mendorikan dan memperkuat NKRI dan TNI yg berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di Banten.

Dari sejarah misi perjuangan Brigjend KH. Syam’un, kami dapat menarik kesimpulan berupa nilai nilai, diantara nilai nilai yang harus menjadi pantangan dan nilai nilai tradisi bagi warga Al khairiyah.

I. Nilai nilai yg menjadi pantangan :

1. Jangan sekali-kali membodohi orang lain jika tidak bisa mencerdaskannya.

2. Jangan sekali-kali memiskinkan orang lain jika tidak bisa membangun keberdayaan ekonominya.

3. Jangan sekali-kali merusak agama, bangsa dan negara jika tidak bisa mencintainya.

II. Nilai nilai tradisi :

1. Tarekat Ngajar
2. Kaum Moderat

Dengan dasar pemikiran diatas dan Dalam rangka melaksanakan misi Brigjend. KH. Syam’un, Al-khairiyah sebagai organisasi perlu melakukan upaya-upaya strategis dan taktis sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam misi tersebut membumi di bumi Indonesia.

Allahua'lam bish-showaab.
 (*/AQS)

MODUS OPERANDI KHOWARIJ

Fajri Salam salah satu Santri Taruna Islam Al-Khairiyah Citangkil

MODUS OPERANDI KHOWARIJ


Miris melihat keadaan masyarakat Indonesia akhir akhir ini, hoax, hasutan, fitnahan, ujaran kebencian, berseliweran bebas di medsos yg membuat tumpulnya hati dan kemanusian sbg manusia yg beragama serta manusia berbudaya timur yg sopan santun.

Keadaan seperti ini jika kita pilih salah satu padanan situasinya dlm sejarah Islam, maka situasinya mungkin mirip dgn situasi masa2 kepemimpinan *Ali bin Abi Tholib RA*, dengan puncak kekisruhannya hingga di akhir2 masa kepemimpinan Ali bin Abi Tholib RA, Khowarij semakin gencar melakukan kampanye hitam bertema agama di mimbar mimbar hingga terbunuhnya Ali bin Abi Tholib RA. Dalam sejarah Islam, Ummar bin Khotob RA, Utsman bin Affan RA dan Ali bin Abi Tholib RA adalah orang orang kepercayaan Nabi SAW yg di bunuh oleh Rakyatnya yg telah menurun kualitasnya karena haus kekuasaan.

Padahal orang2 *Khowarij* sdh mengalami kekalahan berdebat keagamaan oleh *Abdullah bin Abbas RA* yg diutus Ali bin Abi Tholib RA untuk menghadapi perbedaan pandangan yang ada. Perdebatan tersebut berhasil mengembalikan hingga 6.000 pengikut Khowarij kembali lagi setia kepada Ali bin Abu Tholib RA, namun sisanya terus sj semakin gencar menyerang Ali bin Abi Tholib RA dgn kampanye *"Tidak ada hukum kecuali hukum Allah"* hingga mereka menyatakan *bahwa Ali RA tlh keluar dr hukum Allah*. Kekisruhan tersebut hanya menghasilkan dibunuhnya Ali RA oleh *Abdurrahman bin Muljam* gegendot Khowarij dgn *PROPAGANDA* yg di bangun bhw Ali RA halal ditumpahkan darahnya krn tlh keluar dr hukum Allah. Opini bahwa Ali RA telah keluar dari hukum Allah dan propaganda dgn tema tema agama yg menggiurkan beraroma angin surga memang sengaja di bangun oleh kelompok *ELIT KHOWARIJ* untuk menarik simpati dukungan dari kalangan ummat Islam, walhasil kelompok Khowarij berhasil menggaet pengikut dari kaum muslimin yang labil.

Ada beberapa sejarawan yg mengatakan bahwa motif sesungguhnya dari elit Khowarij adalah mengenai kekuasaan tahta, harta dan wanita serta balas dendam dengan menjadikan agama sebagai alat utk mencapai tujuannya.

Perlu di ingat bahwa, Nabi Muhammad sendiri tdk pernah ragu akan kecerdasan dan pemahaman agama yg dimiliki Ali RA dan Abdullah bin Abbas RA... tapi org2 Khowarij tetap sj ngeyel, mengapa ?.... *karena memang motif gerakan mereka bkn motif agama tapi politik kekuasaan yg menggunakan tema agama*.

*Perbedaan pandangan dlm agama itu biasa sbg dinamika dan tdk akan menjadi perpecahan*, tapi jk berbeda kepentingan apalagi kepentingan syahwat maka itu sesungguhnya yg menjadi sebab terjadinya perpecahan...

Jika sekedar berbeda pandangan dlm pemikiran keagamaan maka bisa selesai dgn adab dan toleransi, tp jk kepentingannya adalah kekuasaan maka tak akan bs selesai dgn keagamaan kecuali syahwat berkuasanya terpenuhi.

Perlu dicatat bhw jika itu perbedaan urusan agama, mari kita belajar bertoleransi kepada para Imam 4 madzhab *Ahlussunnah wal Jamaah* yakni Imam Hanbali, Imam Syafi'i, Imam Malik dan Imam Hanafi. Pandangan boleh berbeda dgn argumentasi dalil masing2 tapi kepentingannya sama yakni kemaslahatan dgn mengedepankan adab yg baik.

Mari kita waspada terhadap modus operandi *Khowarij* yang tak sungkan sungkan membangun argumentasi dan propaganda yg bertema keagamaan dan kemanusiaan tapi meletakan agama, adab atau ahlak mulia di telapak kakinya dan meletakan nilai2 hanya di kerongkongannya serta tak segan segan membunuh demi kekuasaannya tercapai.

 
Allahu'alam

Tuesday, February 19, 2019

MANAGEMEN KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN

Sebagai :
}Kemampuan mempengaruhi (karena wibawa, pengetahuan) atau dapat melakukan komunikasi dan koordinasi untuk mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya agar mencapai tujuan

Kepemimpinan adalah :
}  mengetahui apa tindakan berikutnya
}  mengetahui mengapa tindakan itu penting
}  mengetahui bagaimana menggunakan sumber-sumber yang ada.
MAKA SEORANG PEMIMPIN ADALAH ORANG YANG BISA MENJAWAB ITU SEMUA

PEMIMPIN DAN PENGIKUT

}  Pemimpin yang baik menyadari bahwa mereka juga harus menjadi pengikut yang baik. Pengikut yang baik harus menghindari persaingan dengan pemimpin, bertindak dengan setia, dan menanggapi ide, nilai dan tingkah laku pemimpin untuk membangun kerjasama yang baik (konstruktif).
}  Pemimpin adalah seseorang yang mau dipimpin.
}  Pemimpin harus senantiasa memberi perhatian pada kesejahteraan anggotanya.



                                                                                                                      By: Yayat Hidayatullah